-->

Langkah Mudah Budidaya Belut di Kolam Drum Tanpa Lumpur

Langkah Mudah Budidaya Belut di Kolam Drum Tanpa Lumpur - Budidaya belut makin cerah saja. Manfaat belut yang luar biasa banyak dan rasanya yang gurih membuat permintaan belut makin banyak. Baik pasar, restoran, warung makan, pembuat camilan maupun pembuat obat pun masih terus mencari belut, bahkan ada yang berproduksi sendiri. Tentang manfaat belut dan jenis-jenis belut silahkan anda membaca: Jenis Belut Budidaya dan Manfaatnya  dan 25 Manfaat Belut Bagi Manusia. Sekarang saya akan menuntun anda mengenai cara membudidayakan belut dalam drum. Ada 6 Langkah yang harus anda lewati. Anda bsa membaca semuanya dari awal atau memilih bagian yang belum paham saja.

Kebanyakan kita hanya mengetahui cara budidaya belut mengunakan lumpur bukan? namun sebenarnya masih ada alternatif cara budidaya lain yang bisa anda lakukan, lebih bersih dan lebih mudah tentunya seperti budidaya cacing sutra tanpa lumpur.
Bahkan hasil panen yang di dapat dari budidaya belut di media air bersih biasanya lebih banyak dan lebih optimal ketimbang anda harus menggunakan media lumpur. Kemudahan dalam mengontrol dan mengamati perkembangan belut akan di dapatkan jika anda melakukan budidaya dengan menggunakan air bersih.

Karena bibit belut yang kita budidayakan akan lebih mudah di lihat maka para peternak ikan akan lebih mudah mengetahui perkembangan apa saja yang telah terjadi dan juga bisa melakukan antisipasi secara lebih cepat dan tepat jika terdapat sesuatu yang tidak beres.

Ini akan sangat jauh berbeda jika anda menggunakan media lumpur dimana belut-belut akan mudah bersembunyi dan sulit untuk di tinjau perkembangannya. Tidak jauh berbeda dengan hal yang didapati ketika mengetahui cara memelihara ikan patin, maka berikut beberapa keuntungan jika anda menggunakan air bersih ketika beternak belut :

Kemudahan dalam pengontrolan
Karena anda menggunakan media air bersih selayaknya budidaya ikan betutu maka belut-belut tersebut akan mudah di lihat dan dipantau perkembangannya bukan? Akan lebih mudah mengetahui jika ada beberapa serangan atau hal lain yang menggangu belut anda. Pada dasarnya jika anda menggunakan ai bersih semua yang terjadi dan aktifitas di dalam kolam akan lebih mudah di tangani.

Peningkatan jumlah penebaran bibit
Karena kolam air bersih akan jauh lebih longgar dan tidak akan padat seperti media lumpur maka penebaran benih bisa dilakukan dalam jumlah lebih banyak, bahkan bisa mencapai 3 kali lipat dari jumlah bibit yang biasa di tebarkan di kolam lumpur.

Menurunkan Angka Kanibalisme
Ikan ini di kenal akan sifat predatornya, diamana ia akan memangsa apapun yang di temukan dan di sinyalir lebih lemah dari dirinya. Belut juga merupakan salah satu jenis ikan pemangsa daging yang harus diperhatikan sebagai mana budidaya ikan kutuk. Dimana sama-sama pemangsa ikan atau hewan lain. Apalagi belut dewasa yang sudah menginjak usia diatas 6 bulan, inilah waktu sang belut akan mencari daerah kekuasaan dan mulai mengintimidasi yang lebih lemah. Dengan kondisi kolam air jernaih, maka belut-belut tersebut tidak lagi menandai daerah kekuasaan masing-masing namun bergerombol dan nantinya tidak akan terjadi perebutan tempat dan mengurangi tidakan perkelahian.

Lebih efektif dan Efisien
Berbeda dengan cara budidaya belut di kolam lumpur ferentasi atau metode yang menggunakan media hidup, kolam air bersih ini akan lebih praktis sekaligus efisien. Karena mirip dengan budidaya ikan kerapu yang tentunya membuat kita tak lagi perlu repot dalam persiapan lumpur fermentasi seperti : pupuk kompos, pupuk kandang maupun debog pisang atau pelepah dan jerami. Cara budidaya yang satu ini juga akan jauh mengehat terpakainya lahan dan juga lebih optimal dalam pemberian pakan. Karena pakan ikan akan terlihat dan mudah di dapatkan oleh para belut tersebut.
Sedangkan untuk tata cara budidaya belut tanpa lumpur, adalah sebagai berikut :

1. Persiapan Kolam Untuk Belut
Melakukan persiapan adalah langkah awal yang di lakukan untuk memulai usaha budidaya belut, yaitu kolam pembesaran. Biasanya kolam yang di gunakan adalah kolam yang berjenis kolam terpal maupun kolam permanen dari semen. Kolam air jernih ini dapat meminimalisir pemborosan tempat, karena ukuran kolam yang tidak terlalu besar saja bisa menampung banyak bibit jika di bandingkan dengan kolam lumpur.
Kolam drum merupakan kolam semi permanen. Artinya, drum yang digunakan untuk budidaya akan mengalami kerusakan lebih cepat daripada kolam semen atau tanah. Kalau kamu pakai kolam semen, tentunya tingkat awetnya lebih lama.
Selain drum, kamu juga bisa menggunakan kolam terpal, tong atau kontainer plastik. Jika menggunakan drum, langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Anda harus membersihkan drum yang akan dipakai sampai bersih sempurna. Bersihkan semua bagian dalam dan luarnya.
2. Langkah kedua yakni, membuat lubang memanjang di bagian atas drum.
kolam drum budidaya belut
3. Anda harus menyimpan drum di tanah yang datar. Berikanlah pengganjal di bagian kanan dan kiri drum supaya drum tidak terguling.
4. Buatlah saluran pembuangan di bawah drum dan peneduh di atas drum. Pembuatan peneduh ini bertujuan untuk melindungi belut dari sengatan cahaya matahari
Karena anda akan menggunakan kolam dengan air jernih, maka harus di buat sebuah sirkulasi air yang baik agar bisa mengatur kadar pH di dalam air yang pastinya akan terganggu karena adanya pengeluaran lendir dari tubuh belut. Sirkulasi yang bagus akan membuat kadar oksigen di dalam kolam menjadi stabil dan ai tetap jernih.

2. Pemilihan Bibit Belut
Langkah kedua setelah persiapan kolam adalah pemilihan bibit belut. Kualitas bibit nantinya akan menentukan hasil dari panen, jadi anda harus mendapatkan bibit yang berkualitas dan unggul. Berikut beberapa ketentuan dalam pemilihan bibit :
Pilihlah bibit yang tidak ada bekas luka dan terlihat sehat. Karena kebanyaka bibit belut yang di dapat secara alami akan menimbukan bekas luka seperti cara penangkapan dengan metode sentrum, berburu di dalam lumpur sawah dan sungai. Inilah mengapa anda harus lebih teliti dalam memilih dan membeli bibit belut, bibit yang sehat tentunya berpotensi untuk berkembang secara maksimal.
Ukuran bibit setidaknya harus merata atau sama besar. Tingkatan kanibalisme bisa di minimalisir dengan cara memilih ukuran bibit yang sama besar, selain adanya kanibalisme pemberian pakan tentunya juga tidak akan merata jika anda mencampurkan bibit yang kecil dengan bibit yang besar di satu kolam yang sama.
Kamu hanya perlu memperhatikan ciri-ciri belut yang sehat seperti berikut ini.

  • Ukuran belut harus seragam. Tujuan penyeragaman ini yakni supaya saat panen ukurannya pun seragam dan antar belut satu dengan yang lainnya tidak saling memakan. Kalau ukurannya beda, belut yang besar akan memakan belut yang kecil.
  • Belut terlihat aktif, lincah dan tidak lemah.
  • Pastikan bibit belut tidak terserang penyakit.
  • Kamu bisa memilih bibit yang berukuran 10-12 cm.

Itulah beberapa kriteria bibit belut yang dapat kamu jadikan pedoman. Setidaknya, bibit yang kamu pilih memenuhi kriteria tersebut. Setelah belut yang kamu pilih sudah tepat, segera masukan belut ke dalam kolam drum yang sudah berisi media tumbuh hasil fermentasi

3. Masukan Bibit Belut Kekolam
Setelah berhasil dalam melakukan pemilih bibit maka anda juga harus memasukan bibit belut kedalam kolam dengan cara yang tidak salah. Ada beberapa langkah yang harus anda lakukan jika memasukan secara bersamaan belut betina dan belut jantan. masukan belut betina dengan belut jantan perbandingannya adalah 2:1 dimana yang betina lebih banyak dari yang jantan.

4. Pengaturan Air Kolam
Pengaturan air kolam ini bertujuan agar bibit belut bisa bergerak dengan leluasa, apalagi belut adalah jenis ikan yang memang agresif dan aktif. Pengaturan air juga dilakukan agar air kolam tetap bersih dan kadar oksigen terjaga, serta kadar pH juga terkontrol. Dengan demikian hasil budidaya yang di dapat akan optimal.

5. Pemberian Pakan Secara Teratur
Slah satu kunci keberhasilan bagi peternak belut khususnya untuk pemula adalah dengan pemberian makan secara teratur. Pemberian pakan yang tepat akan menyebabkan keberhasilan dari budidaya belut akan lebih optimal. Anda bisa memberikan beberapa jenis pakan alami seperti limbah ikan, bekicot, sisa cincangan dari daging ayam maupun pelet. Biasanya pakan akan diberikan secara berkala 3-4 kali sehari. Semakin besar dan semakin berumur bibit maka jumlah pakan akan lebih sedikit.
Rumus sederhananya, pakan diberikan 5-20% dari bobot belut. Tidak boleh kurang atau lebih. Berikut ini takaran yang bisa kamu berikan.


  • Takaran 0,5 kg untuk umur 0-1 bulan
  • Takaran 1 kg untuk umur 1-2 bulan
  • Takaran 1,5 kg untuk umur 2-3 bulan
  • Takaran 2 kg untuk umur 3-4 bulan

Pertanyaannya, pakan apa yang bisa diberikan untuk belut? Kamu boleh memilih salah satu dari dua jenis pakan, yaitu pakan hidup atau pakan mati. Macam-macam pakan hidup untuk belut kecil yakni, zooplankton, cacing, kutu air, kecebong, larva ikan, serangga dan lain-lain.

Pakan hidup untuk belut dewasa bisa berasal dari ikan, katak, serangga dewasa, kepiting, bekicot, belatung dan keong jenis apa saja. Berikanlah pakan tiga hari sekali pada sore hari. Lazimnya, belut akan makan pada saat hari sudah mulai gelap. Sebaiknya, pakan yang akan kamu berikan untuk belut, dicacah terlebih dahulu.

6. Perhatikan Penyakit maupun Hama
Meskipin pada mulanya akan minim terjangkit penyakit maupun hama belut, namun terkadang masih ada yang terjangkit. Tentunya akan ada beberapa proses yang akan menyebabkan adanya beberapa gangguan seperti serangan penyakit maupun beberapa hama. Sehingga anda harus melakukan pemeliharaan yang lebih teliti dan melakukan penangnan jika terjadi beberapa hama maupun penyakit. Hama yang biasanya sering menyerang yaitu berang-berang, ular dan bahkan tikus sawah.

7. Tetap menjaga Sanitasi Atau Kebersihan Kolam 
Salah satu prioritas lain yang harus anda jaga ketika melakukan budidaya belut di kolam tanpa lumpur adalah masalah kebersihan atau sanitasi. Tidak hanya lendir dari belut yang bisa mengotorkan air kolam, namun ada beberapa hewan maupun hama yang nantinya juga bisa mengotori air kolam, oleh karena itu, anda harus lebih rajin dalam membersihka kolam pemeliharaan tersebut.

8. Proses Pemanenan Belut
Proses pemanenan adalah proses yang sangat di tunggu setelah serangkaian proses pemeliharaan belut dari bibit hingga masa panen. Pastinya para petani belut sangat menantikan proses panen ini. Dimana mereka akan mengharapkan hasil terbaik dan optimal ketika masa panen. Belut sebenarnya tidak memiliki takaran dan masa panen karena mau sekecil apapun belut tetap bisa di nikmati dan bergizi  tinggi. Namun gar panen yang di dapati dalam jumlah maksimal, maka anda bisa melakukan masa panen setelah 3 hingga 4 bulan masa pemeliharaan. Belut yang memiliki kualitas yang baik bisa seterusnya anda jadikan untuk indukan dan menghasilkan bibit-bibit baru nantinya. Anda bisa melakukan pemanenan secara harian atau tidak secara sekaligus dengan penangkapan manual, karena kebanyakan masyarakat menyukai ukuran belut yang beragam, tidak selalu harus ukuran yang besar.
Khusus untuk belut siap konsumsi, biasanya berukuran tidak terlalu besar. Sementara belut untuk keperluan ekspor, ukurannya lebih besar. Lama pemeliharaan belut konsumsi umumnya 3-4 bulan, sedangkan belut ekspor dipelihara hingga 6 bulan atau lebih

Cara memanen belut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu panen sebagian atau dipanen secara total. Kalau kamu melakukan panen sebagian, artinya kamu harus menyisakan belut berukuran kecil untuk dibesarkan kembali.

Kamu juga bisa melakukan pemanenan total. Hanya saja, pemeliharaannya harus lebih intensif agar ukuran belut menjadi seragam ketika masa panen tiba.
Seain beberapa cara diatas, berikut ini terdapat video tentang bagaimana cara budidaya belut tanpa lumpur yang dapat memudahkan anda.

Cara Memasarkan Belut
Pasar belut kini semakin luas. Belut dapat diolah menjadi aneka macam makanan, seperti keripik belut.  Makanan olahan berbahan belut banyak diminati konsumen. Itulah sebabnya banyak orang yang mencari belut untuk dijual lagi dalam bentuk olahan.
Melihat hal tersebut, pemasaran belut terbilang mudah. Kamu bisa menjualnya langsung pada konsumen, menitipkan ke supermarket atau kamu bisa menjualnya pada tengkulak.
Namun, menjual pada tengkulak cenderung lebih banyak merugikan dibandingkan dengan menjualnya langsung. Cara terbaiknya, kamu harus gesit mencari pelanggan sendiri agar tidak merugi karena harus menjualnya pada tengkulak








Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel