-->

Cara Pemeliharaan Ikan Gurame (Pendederan)

Cara Pemeliharaan Ikan Gurame (Pendederan)
Pemeliharaan Ikan Gurame adalah tahapan kedua dalam budidaya ikan Gurame. Kegiatan pendederan meliputi pemeliharaan benih berukuran 10 – 15 g/ekor sampai ukuran 150 gram/ekor. Bobot gurami sebesar ini biasanya dicapai saat benih berumur enam bulan dari penetasan telur. Ada juga pendederan yang dimulai dari ukuran yang lebih besar, yakni 15-30 g/ekor, tetapi ada juga yang mendederkan atau memelihara benih gurame dari larva atau ketika seukuran biji oyong.


Pendederan Ikan Gurame Berjenjang

Pendederan berjenjang adalah pendederan yang dilakukan di tempat terbuka seperti di rawa atau kolam pendederan. Cara pendederan ini banyak dilakukan oleh para petani gurami di Ciamis, Jawa Barat. Pendederan berjenjang memiliki keunggulan, terutama gurami menjadi cepat besar sehingga dapat segera dimasukkan ke dalam kolam pembesaran. Pendederan berjenjang dilakukan pada benih ukuran 10 – 15 g/ekor. yang dalam waktu singkat dapat dipanen dengan bobot 150 g/ekor. Berikut ketentuan dalam melakukan pendederan sistem berjenjang.
Pendederan I dilakukan ketika ketika gurami berbobot 10 – 15 g/ekor, berikut ketentuan-ketentuannya:
  • padat tebar 100 ekor/m2
  • ukuran benih 1 cm
  • pakan 20% berat badan
  • pemberian pakan 2 kali/hari
  • waktu pemeliharaan 20 hari
Pendederan II dilakukan ketika gurame berbobot 15 – 30 g/ekor, berikut ketentuan-ketentuannya:
  • padat tebar 80 ekor/m2
  • ukuran benih 2 cm
  • pakan 20% berat badan
  • pemberian pakan 2 kali/hari
  • waktu pemeliharaan 30 hari
Pendederan III dilakukan ketika gurami mencapai bobot 30 – 50 g/ekor, berikut ketentuan-ketentuannya:
  • padat tebar 60 ekor/m2
  • ukuran benih 4 cm
  • pakan 10% berat badan
  • pemberian pakan 3 kali/hari
  • waktu pemeliharaan 40 hari
Pendederan IV dilakukan ketika gurame sudah berbobot 150 g/ekor, berikut ketentuan-ketentuannya:
  • padat tebar 45 ekor/m2
  • ukuran benih 6 cm
  • pakan 5% berat badan
  • pemberian pakan 3 kali/hari
  • waktu pemeliharaan 40 hari

a. Persiapan Kolam Pendederan Gurame

Luas kolam pendederan yang dipakai 50-100 meter persegi. Kolam pendederan harus dikeringkan terlebih dulu hingga muncul retakan-retakan tanah. Setelah itu, kolam dipupuk dengan kotoran ayam sebanyak 300 g/m2 ditambah TSP dan urea masing-masing 8-10 g/m2. Selain dipupuk, kolam juga ditebari kapur sebnyak 25 g/m2. Pupuk dan kapur tersebut ditebarkan merata ke dasar kolam terutama di bagian pemasukan air. Kemudian kolam diisi dengan air dengan ketinggian 60-80 cm. biarkan selama lima hari, kemudian ketinggian air dapat ditambah hingga mencapai 1 m.

b. Penebaran Benih

Setelah kolam siap, benih ditebar pada pagi atau sore hari untuk mencegah stres. Sebelum ditebar, benih diadaptasikan terlebih dulu dengan air kolam. Caranya, biarkan wadah mengapung di permukaan air kolam sehingga terjadi penyesuaian suhu. Setelah itu, buka wadah agar benih keluar dengan sendirinya dan maberksuk ke kolam. Langkah adaptasi ini perlu dilakukan agar gurami tidak stres ketika masuk kolam baru.

c. Pemberian Pakan

Pemberian pakan disesuaikan dengan ukuran atau umur benih. Ikan gurami di pendederan dapat diberi pakan berupa tepung dan pelet terapung yang jumlahnya tergantung pada besarnya benih. Misalnya bobot benih 10 g dapat diberikan pakan tepung berkadar protein 36%, sedangkan benih 10-50 g diberi pakan pelet dengan diameter 2 mm yang berkdar protein 26%. Jika bobot ikan lebih dari 50 g diberi pelet berdiameter 3 mm dengan kadar protein 26%. Jumlah dan frekuensi pemberian pakan disesuaikan dengan ukuran benih. Misalnya untuk benih gurami ukuran kecil di bawah 50 g/ekor diberi pakan 4% dari bobot badannya, dengan frekuensi 4 kali sehari. Gurami ukuran di atas 50 g/ekor diberi pakan 3% dari bobot badannya, dengan frekuensi 3 kali sehari.
Pemberian pakan pada gurame di kolam pendederan.
  • Umur 0 – 14 hari : Jenis pakan yang disukai berupa pakan cadangan yang dibawa sejak keluar dari telur ditambah suspensi pakan berupa kuning telur ayam yang telah direbus kemudian dicairkan.
  • Umur 15 – 45 hari : Jenis pakan yang disukai berupa rayap ulat, telur semut, dedak atau tepung halus.
  • Umur 46 – 100 hari : Jenis pakan yang disukai berupa tumbuhan yang dihaluskan, seperti paku airdan azzola, bungkil, dan dedak atau tepung.
  • Umur 3,5 – 8 bulan : Jenis pakan yang disukai berupa daun tumbuhan, kangkung, sente, singkong, genjer ditambah pelet.

d. Pemanenan Gurame

Pemanenan gurame dilakukan setelah benih dipelihara selama satu bulan untuk setiap tahapan. Pemanenan benih dilakukan menggunakan jaring halus dan harus dilakukan hati-hati supaya tidak terjadi luka yang nantinya dapat menyebabkan penyakit. Dengan perlakuan yang hati-hati dan pemeliharaan yang telaten, tingkat kelangsungan hidup benih gurami dapat mencapai 90%.
Pada kolam yang luas, air mulai dikuras sehari sebelum pemungutan benih. Pengangkatan benih dilakukan keesokan harinya, sebelum pukul 09.00. Hal ini dimaksudkan agar gurami tidak stres akibat udara yang terlalu panas pada siang hari. Pemanenan benih dilakukan dengan tangguk atau seser.
Benih gurami yang akan diangkut ke tempat yang jauh harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kolam pemberokan untuk mengurangi kotoran yang terkandung di tubuh benih. Selama pemberokan benih boleh diberi makanan seperti kangkung, azolla, dan daun talas dengan jumlah 1/3 dari pemberian pakan biasanya. Lamanya pemberokan tergantung pada besarnya benih, tetapi pada umumnya setelah tiga hari semua kotoran (feses) benih keluar seluruhnya.
Pengangkutan untuk benih yang masih kecil dilakukan dengan menggunakan kantong plastik yang diberi air dan oksigen. Unuk menjaga agar suhu air tidak mudah berubah, kantong plastik berisi benih tersebut dimasukkan lagi ke dalam kotak karton atau kotak styrofoam yang tebal.
Untuk melakukan pengangkutan, air yang digunakan diberi oksigen murni per 10 liternya. Dengan air sebanyak ini, benih dapat bertahan hidup selama 10 jam pengangkutan tanpa ada yang mati, asalkan benih memang sehat saat dipanen.
Adapun kapasitas pengangkutan benih per 10 liter air adalah sebagai berikut.
  • Ukuran ikan 3 – 5 cm : 5.000 ekor
  • Ukuran ikan 5 – 8 cm : 3.000 ekor
  • Ukuran ikan 8 – 12 cm : 1.000 ekor
Ketika sampai di tempat tujuan, benih tidak boleh langsung ditebar ke kolam arena akan mati saat mengalami perubahan suhu yang mendadak. kantong benih sebaiknya diletakkan duu di air kolam selama 15 menit agar benih dapat beradaptasi. Setelah itu kantong dibuka, lalu diisi air kolam dan biarkan beberapa saat. Jika sudah terlihat beradaptasi, barulah benih ditebar ke kolam.

Pendederan di Jaring Apung

Pendederan di jaring apung atau karamba dapat dilakukan di danau dan waduk atau rawa. Cara ini banyak dilakukan oleh petani gurame di Waduk Cirata dan Waduk jatiluhur. Jaring apung dibuat berbentuk bujur sangkar dan diletakkan di danau, rawa, atau waduk yang kondisi airnya baik dan tidak tercemar limbah beracun. Ukuran kolam jaring apung minimum 1 x 1 x 1 m3. Bagian atas jaring apung berada sekitar 30 cm di atas permukaan air, sedangkan bagian bawahnya terendam sekitar 40 cm.
Benih yang ditebar biasanya sudah berukuran 50 g.ekor untuk mengurangi risiko kematian. Pendederan degan jaring apung dianggap cukup produktif karena padat tebarnya cukup tinggi, mencapai 100 – 200 ekor /m2. Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari ketika cuaca tidak terlalu panas untuk menghindari stres pada benih.
Selama pemeliharaan ikan gurame, setiap harinya benih diberi pakan berupa pelet sebanyak 3% dari total berat benih. Selain itu, benih juga dapat diberi tambahan pakan alami seperti cincangan daun talas, azolla, atau kangkung. Usahakan jumlah pakan yang diberikan tidak berlebihan agar benih dapat menyantapnya dengan leluasa, sehingga pakan tidak terbuang percuma. Untuk mengetahui berat total benih dapat dilakukan dengan melakukan sampling dari beberapa benih. Lakukan penyamplingan ini setiap akan memberi pakan.
Benih pendederan di jaring apung sudah dapat dipanen setelah tiga bulan pemeliharaan. Biasanya benih yang dipanen sudah memiliki bobot sekitar 100 g/ekor. Pemanenan dilakukan dengan mengangkat salah satu sisi jaring sehingga benih berkumpul pada sisi yang lain. Penangkapan benih dilakukan degan menggunakan seser.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel