-->

Aksi cinta laut. Apa sih itu? Terlengkap dan Terbaru

kita awali artikel kali ini dengan headline "Laut masa depan bangsa", Mengapa?. Berbicara soal laut, 70% dari bi yang kita tinggali ini adalah lautan sob, tentu dengan segala sumberdaya di dalamnya tentunya mulai dari ikan, terumbu karang hingga emmmm banyak lagi deh pokoknya. Masih bicara tentang laut indonesia terkenal dengan negara maritim, bahkan negara kita ini sudah digdaya saat masa kerajaan sriwijaya. Tahun 2018 an ini diusung oleh presiden kita joko widodo (jokowi) dan kementerian kelautan dan perikanan (KKP) bercita cita untuk menjadi poros maritim dunia, pertanyaannya apakah itu mungkin? Tentu mungkin kalau dilihat dari potensi sumberdaya kelautan dan perikanan indonesia. Faktanya luas  indonesia yang mencapai 5,8 juta KM2 dari keseluruhan luas wilayah nya ini 3,2 juta km2 itu adalah lautan dengan sisanya adalah daratan.


Indonesia memiliki panjang pantai 95.181 Km atau 25% dari panjang pantai keseluruhan daratan di dunia, well sampai disini Indonesia sebagai poros maritim dunia realistis. Bergeser ke potensi sumberdaya perikanan, Indonesia bisa menghasilkan 6,4 Juta ton pertahun. Tetapi fakta ini bertolak belakang dengan kondisi perekonomian nelayan yang tercatat masih rendah, entah dari berbagai sumber menganalisis hal ini belum ada solusi kongkrit mengatasi pengentasan kemiskinan ditambah lagi tingkat pendidikan pun kebanyakan rendah.

Berbicara soal nelayan sebenarnya tidak semua nelayan itu berperekonomian rendah ada juga yang berpenghasilan lumayan, tetapi untuk golongan ini biasanya nelayan yang ikut pada kapal besar mulai diatas 30GT yang penangkapannya di daerah laut lepas atau samudera. Pendapatan yang lumayan di golongan ini pun bukan jaminan, nyatanya kalau di tilik dari kehidupan dirumahnya beberapa masih memprihatinkan. Kenapa nelayan itu di kategorikan berada di pendapatan rendah? Karena sebagian besar nelayan indonesia adalah nelayan tradisional di bawah 30GT atau bahkan banyak yang dibawah 5GT yang daerah tangkapannya di tepi tepi pantai atau laut dangkal serta one day fishing. Hal ini yang membuat penghasilan nelayan tidak menentu dan bergantung pada kondisi laut saja.

Selain semu hal diatas, ada hal yang sampai sekarang masih menjadi pengancam sumberdaya perikanan kita yaitu IUUF atau illegal, unregulated, unreported fishing, ini yang sedang gencar gencarnya di brantas oleh kementerian kelautan kita dibawah menteri susi pudjiastuti melalui penenggelaman kapal asing dsb.

Ancaman kelautan dan perikanan kita juga datang ada datang dari daratan oleh orang orang kita sendiri mulai dari aksi penangkapan dengan bom, dengan potasium dan juga sampah yang mencemari laut ditambah lagi limbah industri yang dibeberapa daerah turut andil memperburuk hal ini. 

Untuk mengatasi semua ini tidak bisa di lakukan satu poros, hal ini tidak akan jalan. Perlu ada dukungan segala aspek di masyarakat untuk dapat mewujudkan laut indonesia yang terpulihkan, laut indonesia yang sehat dan laut indonesia yang terlindungi. Sehingga dapat tercapai laut indonesia yang 100% bebas dari Illegal fishing dan kawan kawannya yang merugikan negara kita juga kerusakan kerusakan laut lainnya yang timbul karena ulah masyarakat kita sendiri yang tidak bertanggung jawab. Mimpi bahwa indonesia sebagai poros maritim dunia itu memang berat, tapi bukan mustahil dong. Bung karno pernah berkata demikian "usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali, ya .... bangsa pelaut dalam arti yang seluas luasnya, bukan sekedar jadi jongos jongos dikapal, Bukan! Tetapi bangsa pelaut dalam arti kata Cakrawati Samudra, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama grlombang laut itu sendiri".

Ayok cintai laut kita dan dukung berpartisipasi dengan #aksicintalaut mulai dari hal terkecil yaitu jangan nyampah dilaut. Karena laut Benar benar Masa Depan Bangsa.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel